Kebutuhan akan layanan kesehatan mental di kalangan mahasiswa semakin mendesak untuk segera ditangani. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Kesehatan Mental Mahasiswa Indonesia (AKEMI), tingkat stres dan gangguan mental di kalangan mahasiswa semakin meningkat setiap tahunnya.
“Dalam lingkungan akademik yang kompetitif dan penuh tekanan, mahasiswa seringkali mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan burnout,” kata dr. Ani, seorang psikiater yang juga anggota AKEMI.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh AKEMI, 70% mahasiswa mengalami stres yang tinggi akibat tuntutan akademik dan sosial. Namun, hanya 20% dari mereka yang mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.
“Kebutuhan akan layanan kesehatan mental di kalangan mahasiswa tidak boleh diabaikan. Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada performa akademik dan kesejahteraan mahasiswa secara keseluruhan,” tambah dr. Ani.
Menurut Prof. Budi, seorang ahli psikologi dari Universitas Indonesia, penting bagi perguruan tinggi untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau bagi mahasiswanya.
“Mahasiswa harus merasa nyaman dan aman untuk mencari bantuan jika mengalami masalah kesehatan mental. Layanan kesehatan mental di kampus dapat membantu memecahkan masalah sejak dini dan mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah,” ungkap Prof. Budi.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa, diharapkan perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang berkualitas dan terintegrasi. Sehingga, mahasiswa dapat merasa didukung dan terbantu dalam mengatasi masalah kesehatan mental yang mereka hadapi.