Krisis kesehatan mental mahasiswa menjadi perhatian serius di kalangan akademisi dan pemerintah. Menurut data terbaru, tingkat stres, kecemasan, dan depresi di kalangan mahasiswa semakin meningkat, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Menurut Dr. Nova Riyanti Yusuf, seorang psikolog klinis, “Krisis kesehatan mental mahasiswa dapat berdampak buruk pada kemampuan belajar dan kesejahteraan mahasiswa secara keseluruhan. Penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan bantuan profesional jika mengalami masalah kesehatan mental.”
Bantuan untuk mengatasi krisis kesehatan mental mahasiswa bisa berupa konseling, terapi, atau dukungan psikologis lainnya. Menurut Dr. Retha Arjadi, seorang ahli psikologi klinis, “Mendapatkan bantuan dari ahli kesehatan mental merupakan langkah penting untuk mengatasi masalah kesehatan mental secara efektif.”
Namun, masih banyak mahasiswa yang enggan mencari bantuan karena stigma dan rasa malu. Padahal, menurut Prof. dr. Tjhin Wiguna, seorang pakar kesehatan mental anak dan remaja, “Mendapat bantuan tidaklah menjadi sesuatu yang memalukan. Sebaliknya, mengakui dan mencari bantuan adalah langkah pertama menuju pemulihan.”
Penting bagi perguruan tinggi dan pemerintah untuk meningkatkan akses mahasiswa terhadap layanan kesehatan mental. Dr. Nova menambahkan, “Pentingnya mendapat bantuan tidak boleh diabaikan. Kesehatan mental mahasiswa harus menjadi prioritas untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif.”
Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan terhadap kesehatan mental mahasiswa, diharapkan dapat mengurangi angka depresi, kecemasan, dan stres di kalangan mahasiswa. Sebagai mahasiswa, tidak ada yang salah dalam mencari bantuan saat mengalami krisis kesehatan mental. Ingatlah, kesehatan mental adalah hal yang tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik.